Hidup Berdamai Dalam Keberagaman



Lukas 7:1-5

Saya sangat bersyukur dilahirkan, bertumbuh, dibesarkan dan sampai saat ini berada di Indonesia. Dengan berbagai Kemajemukan yang ada, yang membuat bangsa kita menjadi lebih indah; ribuan pulau dengan bermacam suku, adat istiadat, jenis masakan dan makanan khas daerah masing-masing, agama dan aliran kepercayaan yang dianut oleh tiap orang tanpa adanya paksaan dari pihak manapun, hasil tanah dan laut yang sangat banyak. Sungguh beragamnya negeri kita Indonesia dan karena kita berada di tengah-tengah keberagaman tersebut maka, mau atau tidak mau, kita harus menerima keberagaman tersebut.
Keberagaman adalah anugerah Tuhan bagi kita. Dari penciptaan sudah ada keberagaman: benda penerang untuk siang dan malam, tumbuh-tumbuhan, ikan, burung bahkan manusiapun berbeda/beragam. Menerima keberagaman berarti menerima perbedaan tetapi bukan berarti menganggap sama. Perwira Romawi juga menghargai dan menerima perbedaan. Ia toleran terhadap orang lain. Perwira Romawi menghargai hamba ya serta tidak memperlakukan dengan semena-mena meskipun hamba ya bukanlah seorang Romawi, karena sesama Romawi tidak boleh saling memperbudak. Perwira Romawi juga menghargai agama dan kepercayaan orang lain yang berbeda dengannya. Hal ini terlihat jelas dari perkataan tua-tua Yahudi yang datang kepada Yesus atas permintaan Perwira Romawi. Ia menanggung pembangunan rumah i adat orang Yahudi. Dari hal ini pun dapat kita ketahui bahwa Perwira Romawi menjalin hubungan yang baik dengan orang-orang Yahudi. Perwira Romawi tersebut menerima perbedaan yang ada serta menghargai ya, hidup akrab dengan siapa saja. Demikian juga dengan kehidupan kita. Kita berada dan hidup di tengah-tengah perbedaan sehingga kita harus toleran terhadap orang lain. Toleran berarti menghargai dan menerima pendirian orang lain dari segi pandangan, pendapat, kebiasaan, kelakuan, cara berpikir, sifat serta karakter.

Ada banyak perbedaan yang sering kita jumpai dalam kehidupan keseharian kita. Kita berbeda dengan rekan kerja, teman di sekolah, saudara di rumah. Kita menyenangi warna merah, teman kita senang warna biru. Kita senang ikan di goreng, adik senang ikan di bakar. Rekan kerja kita senang mendengarkan musik rock sementara kita hanya senang pada musik pop. Kita harus toleran karena kesenangan, hobi dan kebiasaan mereka menyenangkan untuk mereka. namun hal itu tidak berarti kita juga harus menyukai apa yang mereka senangi. Perbedaan yang ada bukan untuk kita gunakan sebagai sesuatu yang menjadikan kita membuat jarak satu dengan yang lain, membuat sekat/pembatas dengan orang yang tidak sepaham dengan kita ataupun membuat kita menjadi benci atau mungkin juga dibenci serta dihindari. Perbedaan hendaknya menjadi sarana untuk saling menerima di antara berbagai perbedaan yang ada agar kita dapat hidup dengan damai di mana saja kita berada. Ketidakmampuan untuk menerima perbedaan membuat kita sering merasa curiga dan menaruh rasa benci kepada orang lain. Ada kelompok tertentu yang benci terhadap orang lain yang dianggap berbeda dari mereka. Roma 12 : 8 mengingatkan kita sejauh dimungkinkan, kita yang hidup dalam kasih Yesus Kristus yang telah memberi teladan bagi kita, berusaha hidup damai dengan setiap orang.

Tuhan akan mengaruniakan hikmat sehingga melalui tuntunan Roh Kudus kita akan dimampukan menjalani kehidupan dalam kasih kepada orang lain di tengah-tengah keberagaman. Amin.




l_alone

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUDUT PANDANG